kehabisan kata
tak cukup warna rasaku melukis sosokmu
tentang renyah lidahmu
mengaduk aduk semu pipiku
tentang hangat tatapmu
menguap awan yang membendung di mataku
tentang aroma bibirmu
segar mewangi di hela nafasku
adalah segalamu memenuhi semesta rinduku
saat ungkapan cintamu buat degupku terhenyak
jangan kau tanya dimana kakiku berpijak
sebab sayapku seketika mengepak
menerbangkan luka yang terkoyak
bentangkan lebar dadamu....!!
aku kan mendarat tepat dipelukmu....
salam hangat PGC
By ; Angel Shopia
Penyair Gelandangan Clubs [PGC]
Karya Anak jalanan PGC
Minggu, 16 September 2012
PUSARAN WAKTU
Derap langkah melenggang berayun
Jelaga hembusan nafas mengalun
Diatas pusaran waktu berjalan
Bersyukur kodrati Tuhan
Menjunjung langit tinggi merunduk kebumi
Meretas jiwa melebur jumawa hati
Sepasang mata malaikat tak hentihenti
Menulis seisi penghuni bumi
Hitam dan putih termaktub apik dan murni
Menggelepar sukma ini
Dendang lirih bahasa kalbu berbunyi
Menggugah hati nurani agar terilhami
Oleh: Joe Johan
Jelaga hembusan nafas mengalun
Diatas pusaran waktu berjalan
Bersyukur kodrati Tuhan
Menjunjung langit tinggi merunduk kebumi
Meretas jiwa melebur jumawa hati
Sepasang mata malaikat tak hentihenti
Menulis seisi penghuni bumi
Hitam dan putih termaktub apik dan murni
Menggelepar sukma ini
Dendang lirih bahasa kalbu berbunyi
Menggugah hati nurani agar terilhami
Oleh: Joe Johan
Bukan Akhir Dunia
Terkadang jiwa ringkih tak ubahnya seperti
Bijibiji debu diatas hamparan bumi
Menggelembung tertiup angin silih berganti
Melepuh ubunubun tersengat matahari
Namun bukan akhir dunia
Niscayalah segala ada maksudnya
Sebelum saatnya tiba berpulang pada yang Esa
Masih tersisa selaksa
Ruang kosong untuk berkaca
Hentikan isak deraiderai tangis nan terbata
Petiklah mutiara berpendar dipalung sukma
Oleh : Joe Johan
Bijibiji debu diatas hamparan bumi
Menggelembung tertiup angin silih berganti
Melepuh ubunubun tersengat matahari
Namun bukan akhir dunia
Niscayalah segala ada maksudnya
Sebelum saatnya tiba berpulang pada yang Esa
Masih tersisa selaksa
Ruang kosong untuk berkaca
Hentikan isak deraiderai tangis nan terbata
Petiklah mutiara berpendar dipalung sukma
Oleh : Joe Johan
Rindu Terlarang
Usah kau tanya seberapa besar rinduku
Sebab rasaku masih seperti dulu padamu
Namun apalah daya dan kuasaku
Jika kini aku tiada lagi berhak memilikimu
Temaram senja menuju malam adalah hatiku
Saat kudengar kabar tentang dirimu
Yang telah mendapatkan penggantiku
Bahagia dalam biduk mahligai kecilmu
Ah.......
Dilema rasa yang mendera
Gunung-gunungpu n ikut serta bertanya
Apa sebenarnya yang tengah kurasa
Hingga berpikir jernihpun aku tak lagi bisa
Aku merana dalam nestapa ....
Tiada lagi bahu kokoh tempatku sandarkan segala asa
Sapa yang senantiasa mesrapun tak ada
Meski hanya sepintas lewat syahdunya suara...
Lihat aku tanpamu...
mati suri karena rindu yang telah terlarang untukmu
By; Tiña Cuañtix
Sebab rasaku masih seperti dulu padamu
Namun apalah daya dan kuasaku
Jika kini aku tiada lagi berhak memilikimu
Temaram senja menuju malam adalah hatiku
Saat kudengar kabar tentang dirimu
Yang telah mendapatkan penggantiku
Bahagia dalam biduk mahligai kecilmu
Ah.......
Dilema rasa yang mendera
Gunung-gunungpu
Apa sebenarnya yang tengah kurasa
Hingga berpikir jernihpun aku tak lagi bisa
Aku merana dalam nestapa ....
Tiada lagi bahu kokoh tempatku sandarkan segala asa
Sapa yang senantiasa mesrapun tak ada
Meski hanya sepintas lewat syahdunya suara...
Lihat aku tanpamu...
mati suri karena rindu yang telah terlarang untukmu
By; Tiña Cuañtix
Menghujam duri di hati
pada akhirnya hanya caci maki yang kuterima darimu
ketika kau telah dapatkan penggantiku
sebagai pengusir sepimu
rasa sayang nan tulus yang selama ini kuberikan
kau balas dengan hinaan dan cercaan
ini salahku yang terlalu menyayangimu
hingga diriku tiada pernah berarti bagimu
bahkan kau anggap telah mengusik ketenangan hidupmu
kuakui...
aku memang bukan yang terbaik
tetapi rasaku padamu tak pernah munafik
untukmu...
jika kau pernah merasakan sakitnya tertusuk duri
begitulah; kata-kata kasarmu sungguh menghujam hati
biarlah aku berlalu dari hidupmu
kalau memang itu inginmu
By; Tiña Cuañtix
ketika kau telah dapatkan penggantiku
sebagai pengusir sepimu
rasa sayang nan tulus yang selama ini kuberikan
kau balas dengan hinaan dan cercaan
ini salahku yang terlalu menyayangimu
hingga diriku tiada pernah berarti bagimu
bahkan kau anggap telah mengusik ketenangan hidupmu
kuakui...
aku memang bukan yang terbaik
tetapi rasaku padamu tak pernah munafik
untukmu...
jika kau pernah merasakan sakitnya tertusuk duri
begitulah; kata-kata kasarmu sungguh menghujam hati
biarlah aku berlalu dari hidupmu
kalau memang itu inginmu
By; Tiña Cuañtix
Andai Aku bisa
jika mampu kulakukan...
ingin kupuisikan namamu dengan penuh kemarahan
layaknya badai kebencian menghantam rerimbun dahan
hingga patah menjadi serpihan
andai aku bisa lakuan...
ingin kusyairkan bayangmu dengan penuh keangkuhan
seangkuh sinar mentari menatap sinis cacing tanah yang menggelepar kepanasan
selaksa gelombang samudra yang setia menghantar pasir hingga kepinggir tanpa meminta imbalan
begitulah rasa sayangku padamu, kupersembahkan dengan penuh ketulusan
aku yang lemah...
namun kekuatan cinta sejatiku padamu adalah keperkasaan
hingga rasa sakit kala pedang penghianatan
kau hujamkan tak mampu membinasakan; aku tetap bertahan
padamu...
mungkin cinta dan sayangku hanya kau anggap kebodohan
sehingga hatiku kau jadikan mainan
biarlah aku menerima dengan kepasrahan
sampai sang waktu iba dan memberiku keikhlasan
By; Tiña Cuañtix
ingin kupuisikan namamu dengan penuh kemarahan
layaknya badai kebencian menghantam rerimbun dahan
hingga patah menjadi serpihan
andai aku bisa lakuan...
ingin kusyairkan bayangmu dengan penuh keangkuhan
seangkuh sinar mentari menatap sinis cacing tanah yang menggelepar kepanasan
selaksa gelombang samudra yang setia menghantar pasir hingga kepinggir tanpa meminta imbalan
begitulah rasa sayangku padamu, kupersembahkan dengan penuh ketulusan
aku yang lemah...
namun kekuatan cinta sejatiku padamu adalah keperkasaan
hingga rasa sakit kala pedang penghianatan
kau hujamkan tak mampu membinasakan; aku tetap bertahan
padamu...
mungkin cinta dan sayangku hanya kau anggap kebodohan
sehingga hatiku kau jadikan mainan
biarlah aku menerima dengan kepasrahan
sampai sang waktu iba dan memberiku keikhlasan
By; Tiña Cuañtix
Arus Hati
Masih renyah..!!
Ya.. masih renyah...!!
Rensonansi asa asa putus yang tertawa di telinga...
dan duka pencemooh sumbang itu...rajin mendistorsi nurani tanpa imun juga ampun...!!
Ghraaaaaa...aku berteriak pada langit...
Meminta tabahku di ijabah...
Sementara koyak ini tak juga mau berkenalan dengan toleransi....!! Seperti arca yang mematung sejarah..Aku menjelma menjadi manusia sunyi yang paling sepi...tercacah lagi..tanpa ada satu setanpun yang tau...
Aku rapuh merenta dalam patah bersimpuh...
Semenjak engkau melaju dengan cintamu yang baru...
*Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
Ya.. masih renyah...!!
Rensonansi asa asa putus yang tertawa di telinga...
dan duka pencemooh sumbang itu...rajin mendistorsi nurani tanpa imun juga ampun...!!
Ghraaaaaa...aku
Meminta tabahku di ijabah...
Sementara koyak ini tak juga mau berkenalan dengan toleransi....!!
Aku rapuh merenta dalam patah bersimpuh...
Semenjak engkau melaju dengan cintamu yang baru...
*Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
Langganan:
Postingan (Atom)