Sendiri, Berjalan gontai diantara lorong kumuh kegelapan
Raga kurus tertatih sarang luka dari cinta terperih
Perut lapar slalu terbiar ditelan dingin malam yang menyulut gemetar Terus berjalan dengan mata sayu
dalam nyawa yang kian layu
Langkah terhenti menghampiri seonggok sampah tuk mengais roti basi
Duduk menepi di emperan toko menikmati secuil rejeki
Bibir bergetar melumat sesuap pemberian Sang Maha Nikmat
Di sela airmata yang terus bergulir sebelum kisah hidupnya berakhir..
Gelandangan terkulai di atas bangku tua berdebu
Memandangi sayatan luka di lengan tangannya yang membiru
Misteri cinta telah mengalirkan darahnya hingga membeku
Diambang tarikan nafas terakhir hati kecilnya berseru :
" Duhai Tuhanku... Ampunilah hambamu...
Aku mencintainya hingga detik terakhir hembusan nafasku..."
By: Iva Yu Li
Tidak ada komentar:
Posting Komentar