kembali air mata ini menetes karenamu
ketika bengis iblis amarah menguasaimu
dengan sadis kau tusuk aku dengan ucapanmu
kata manis senyum rayu hanyalah angin lalu
kemana perginya peri kecil yang dulu satukan cinta kita
hingga hanya kepak sayap sayap durjana menguasai jiwa
dan cengkeram kuku kuku tajamnya torehkan luka
diantara dua hati yang dahulu begitu penuh puja puji cinta
duhai jiwa dalam kuasa nafsu angkara murka
sadarkanlah dirimu jika kita adalah manusia biasa
yang punya hati pun perasaan yang tiada berbeda
mudah terluka hati oleh tajamnya lisan dalam berkata
duhai sang penguasa qalbu
kembali rengkuh kami dalam dekap hangat damaiMu
sesungguhnya hati kami merindukan untuk menyatu
bergandeng tangan menggapai asa bersama restuMu
Wahai Tuhanku...
By: Tina Cuantik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar