kehabisan kata
tak cukup warna rasaku melukis sosokmu
tentang renyah lidahmu
mengaduk aduk semu pipiku
tentang hangat tatapmu
menguap awan yang membendung di mataku
tentang aroma bibirmu
segar mewangi di hela nafasku
adalah segalamu memenuhi semesta rinduku
saat ungkapan cintamu buat degupku terhenyak
jangan kau tanya dimana kakiku berpijak
sebab sayapku seketika mengepak
menerbangkan luka yang terkoyak
bentangkan lebar dadamu....!!
aku kan mendarat tepat dipelukmu....
salam hangat PGC
By ; Angel Shopia
Minggu, 16 September 2012
PUSARAN WAKTU
Derap langkah melenggang berayun
Jelaga hembusan nafas mengalun
Diatas pusaran waktu berjalan
Bersyukur kodrati Tuhan
Menjunjung langit tinggi merunduk kebumi
Meretas jiwa melebur jumawa hati
Sepasang mata malaikat tak hentihenti
Menulis seisi penghuni bumi
Hitam dan putih termaktub apik dan murni
Menggelepar sukma ini
Dendang lirih bahasa kalbu berbunyi
Menggugah hati nurani agar terilhami
Oleh: Joe Johan
Jelaga hembusan nafas mengalun
Diatas pusaran waktu berjalan
Bersyukur kodrati Tuhan
Menjunjung langit tinggi merunduk kebumi
Meretas jiwa melebur jumawa hati
Sepasang mata malaikat tak hentihenti
Menulis seisi penghuni bumi
Hitam dan putih termaktub apik dan murni
Menggelepar sukma ini
Dendang lirih bahasa kalbu berbunyi
Menggugah hati nurani agar terilhami
Oleh: Joe Johan
Bukan Akhir Dunia
Terkadang jiwa ringkih tak ubahnya seperti
Bijibiji debu diatas hamparan bumi
Menggelembung tertiup angin silih berganti
Melepuh ubunubun tersengat matahari
Namun bukan akhir dunia
Niscayalah segala ada maksudnya
Sebelum saatnya tiba berpulang pada yang Esa
Masih tersisa selaksa
Ruang kosong untuk berkaca
Hentikan isak deraiderai tangis nan terbata
Petiklah mutiara berpendar dipalung sukma
Oleh : Joe Johan
Bijibiji debu diatas hamparan bumi
Menggelembung tertiup angin silih berganti
Melepuh ubunubun tersengat matahari
Namun bukan akhir dunia
Niscayalah segala ada maksudnya
Sebelum saatnya tiba berpulang pada yang Esa
Masih tersisa selaksa
Ruang kosong untuk berkaca
Hentikan isak deraiderai tangis nan terbata
Petiklah mutiara berpendar dipalung sukma
Oleh : Joe Johan
Rindu Terlarang
Usah kau tanya seberapa besar rinduku
Sebab rasaku masih seperti dulu padamu
Namun apalah daya dan kuasaku
Jika kini aku tiada lagi berhak memilikimu
Temaram senja menuju malam adalah hatiku
Saat kudengar kabar tentang dirimu
Yang telah mendapatkan penggantiku
Bahagia dalam biduk mahligai kecilmu
Ah.......
Dilema rasa yang mendera
Gunung-gunungpu n ikut serta bertanya
Apa sebenarnya yang tengah kurasa
Hingga berpikir jernihpun aku tak lagi bisa
Aku merana dalam nestapa ....
Tiada lagi bahu kokoh tempatku sandarkan segala asa
Sapa yang senantiasa mesrapun tak ada
Meski hanya sepintas lewat syahdunya suara...
Lihat aku tanpamu...
mati suri karena rindu yang telah terlarang untukmu
By; Tiña Cuañtix
Sebab rasaku masih seperti dulu padamu
Namun apalah daya dan kuasaku
Jika kini aku tiada lagi berhak memilikimu
Temaram senja menuju malam adalah hatiku
Saat kudengar kabar tentang dirimu
Yang telah mendapatkan penggantiku
Bahagia dalam biduk mahligai kecilmu
Ah.......
Dilema rasa yang mendera
Gunung-gunungpu
Apa sebenarnya yang tengah kurasa
Hingga berpikir jernihpun aku tak lagi bisa
Aku merana dalam nestapa ....
Tiada lagi bahu kokoh tempatku sandarkan segala asa
Sapa yang senantiasa mesrapun tak ada
Meski hanya sepintas lewat syahdunya suara...
Lihat aku tanpamu...
mati suri karena rindu yang telah terlarang untukmu
By; Tiña Cuañtix
Menghujam duri di hati
pada akhirnya hanya caci maki yang kuterima darimu
ketika kau telah dapatkan penggantiku
sebagai pengusir sepimu
rasa sayang nan tulus yang selama ini kuberikan
kau balas dengan hinaan dan cercaan
ini salahku yang terlalu menyayangimu
hingga diriku tiada pernah berarti bagimu
bahkan kau anggap telah mengusik ketenangan hidupmu
kuakui...
aku memang bukan yang terbaik
tetapi rasaku padamu tak pernah munafik
untukmu...
jika kau pernah merasakan sakitnya tertusuk duri
begitulah; kata-kata kasarmu sungguh menghujam hati
biarlah aku berlalu dari hidupmu
kalau memang itu inginmu
By; Tiña Cuañtix
ketika kau telah dapatkan penggantiku
sebagai pengusir sepimu
rasa sayang nan tulus yang selama ini kuberikan
kau balas dengan hinaan dan cercaan
ini salahku yang terlalu menyayangimu
hingga diriku tiada pernah berarti bagimu
bahkan kau anggap telah mengusik ketenangan hidupmu
kuakui...
aku memang bukan yang terbaik
tetapi rasaku padamu tak pernah munafik
untukmu...
jika kau pernah merasakan sakitnya tertusuk duri
begitulah; kata-kata kasarmu sungguh menghujam hati
biarlah aku berlalu dari hidupmu
kalau memang itu inginmu
By; Tiña Cuañtix
Andai Aku bisa
jika mampu kulakukan...
ingin kupuisikan namamu dengan penuh kemarahan
layaknya badai kebencian menghantam rerimbun dahan
hingga patah menjadi serpihan
andai aku bisa lakuan...
ingin kusyairkan bayangmu dengan penuh keangkuhan
seangkuh sinar mentari menatap sinis cacing tanah yang menggelepar kepanasan
selaksa gelombang samudra yang setia menghantar pasir hingga kepinggir tanpa meminta imbalan
begitulah rasa sayangku padamu, kupersembahkan dengan penuh ketulusan
aku yang lemah...
namun kekuatan cinta sejatiku padamu adalah keperkasaan
hingga rasa sakit kala pedang penghianatan
kau hujamkan tak mampu membinasakan; aku tetap bertahan
padamu...
mungkin cinta dan sayangku hanya kau anggap kebodohan
sehingga hatiku kau jadikan mainan
biarlah aku menerima dengan kepasrahan
sampai sang waktu iba dan memberiku keikhlasan
By; Tiña Cuañtix
ingin kupuisikan namamu dengan penuh kemarahan
layaknya badai kebencian menghantam rerimbun dahan
hingga patah menjadi serpihan
andai aku bisa lakuan...
ingin kusyairkan bayangmu dengan penuh keangkuhan
seangkuh sinar mentari menatap sinis cacing tanah yang menggelepar kepanasan
selaksa gelombang samudra yang setia menghantar pasir hingga kepinggir tanpa meminta imbalan
begitulah rasa sayangku padamu, kupersembahkan dengan penuh ketulusan
aku yang lemah...
namun kekuatan cinta sejatiku padamu adalah keperkasaan
hingga rasa sakit kala pedang penghianatan
kau hujamkan tak mampu membinasakan; aku tetap bertahan
padamu...
mungkin cinta dan sayangku hanya kau anggap kebodohan
sehingga hatiku kau jadikan mainan
biarlah aku menerima dengan kepasrahan
sampai sang waktu iba dan memberiku keikhlasan
By; Tiña Cuañtix
Arus Hati
Masih renyah..!!
Ya.. masih renyah...!!
Rensonansi asa asa putus yang tertawa di telinga...
dan duka pencemooh sumbang itu...rajin mendistorsi nurani tanpa imun juga ampun...!!
Ghraaaaaa...aku berteriak pada langit...
Meminta tabahku di ijabah...
Sementara koyak ini tak juga mau berkenalan dengan toleransi....!! Seperti arca yang mematung sejarah..Aku menjelma menjadi manusia sunyi yang paling sepi...tercacah lagi..tanpa ada satu setanpun yang tau...
Aku rapuh merenta dalam patah bersimpuh...
Semenjak engkau melaju dengan cintamu yang baru...
*Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
Ya.. masih renyah...!!
Rensonansi asa asa putus yang tertawa di telinga...
dan duka pencemooh sumbang itu...rajin mendistorsi nurani tanpa imun juga ampun...!!
Ghraaaaaa...aku
Meminta tabahku di ijabah...
Sementara koyak ini tak juga mau berkenalan dengan toleransi....!!
Aku rapuh merenta dalam patah bersimpuh...
Semenjak engkau melaju dengan cintamu yang baru...
*Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
Mawar Merindu
kusembunyikan duka dibalik rekah senyumku
kututupi luka menganga dihatiku dengan derai tawaku
kusamarkan anyir ceceran darah dengan wangi putihku
ketegaranku berdiri selimuti rapuhnya qalbu
inginku; angkuhku sempurna dimatamu
aku disini menantimu ragu
ketika mata anginpun engan untuk menyapaku
gelisah kupukupu menanti kemarau berlalu
adalah hati dan jiwaku...
meski liar; aku tetaplah bunga mawar
dahaga jiwa akan rindu kerap menghujam
hanya pada embun kupintaku penawar
ketika hujan sembunyi angkuh dibalik awan
aku; sang mawar merindu
usah kau manja aku dengan cinta sucimu
sejukkan dahaga rinduku dengan senyum tulusmu;
Duhai Kumbang kelanaku....
By; Tiña Cuañtix
kututupi luka menganga dihatiku dengan derai tawaku
kusamarkan anyir ceceran darah dengan wangi putihku
ketegaranku berdiri selimuti rapuhnya qalbu
inginku; angkuhku sempurna dimatamu
aku disini menantimu ragu
ketika mata anginpun engan untuk menyapaku
gelisah kupukupu menanti kemarau berlalu
adalah hati dan jiwaku...
meski liar; aku tetaplah bunga mawar
dahaga jiwa akan rindu kerap menghujam
hanya pada embun kupintaku penawar
ketika hujan sembunyi angkuh dibalik awan
aku; sang mawar merindu
usah kau manja aku dengan cinta sucimu
sejukkan dahaga rinduku dengan senyum tulusmu;
Duhai Kumbang kelanaku....
By; Tiña Cuañtix
Takkan ku tinggalkan hatimu
Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
Salam PGC
By: Steevent Alie Agoesty
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
Salam PGC
By: Steevent Alie Agoesty
Ada namamu dalam Do`aku
Ada namamu dalam do'aku
Menyentuh lembut dalamnya sanubari
Terukir nyata pada dinding hati
Ketika semua tentangmu berayun-ayun di angan
Do'a-do'aku terucap di atas sajadah
Berharap segala rasaku dipertemukan oleh sang waktu
Untukmu sebuah nama
Bertautkan indah hadirkan asmara
Mengalun syahdu disepanjang waktuku
Dengan apa lagi harus kulukis tentang rasa ini
Sedangkan kata-kata tak mampu merangkai perasaan hati.
Ya Tuhan
Jika esok Engkau terbitkan mentari
Berikanlah senyum terindah untuknya
Dan katakanlah salam hangat dariku di mimbar hatinya
Agar ia tau bahwa rasa ini terukir nyata dijagat langit yang tinggi
Salam PGC
By: Alle Leo
Menyentuh lembut dalamnya sanubari
Terukir nyata pada dinding hati
Ketika semua tentangmu berayun-ayun di angan
Do'a-do'aku terucap di atas sajadah
Berharap segala rasaku dipertemukan oleh sang waktu
Untukmu sebuah nama
Bertautkan indah hadirkan asmara
Mengalun syahdu disepanjang waktuku
Dengan apa lagi harus kulukis tentang rasa ini
Sedangkan kata-kata tak mampu merangkai perasaan hati.
Ya Tuhan
Jika esok Engkau terbitkan mentari
Berikanlah senyum terindah untuknya
Dan katakanlah salam hangat dariku di mimbar hatinya
Agar ia tau bahwa rasa ini terukir nyata dijagat langit yang tinggi
Salam PGC
By: Alle Leo
Selasa, 11 September 2012
Jika Rindu Itu Gerimis
Aku tulis puisi ini kala gerimis
saat wajahmu tenang menggenang di kopiku
kau bidadari dalam sejarah cinta yang patah
kembali bertamu di angan bersama hujan yang resah
aku tak lupa tentang rintik rintik gerimis
yang pernah kita eja di halaman berdua
tentang kecup kecup manis yang kita lumat dalam dekap gigil rindu
tidakah kau ingat di masa itu
jemari kita tak pernah bisa melekang..?
Kini aku tak mungkin mengutuki waktu
yang menelan dirimu habis dikunyah airmata
hanya entah yang kini gemetar di udara
mengiringi gerimis tipis yang lalu menjelma menjadi deras hujan rindu.
Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
saat wajahmu tenang menggenang di kopiku
kau bidadari dalam sejarah cinta yang patah
kembali bertamu di angan bersama hujan yang resah
aku tak lupa tentang rintik rintik gerimis
yang pernah kita eja di halaman berdua
tentang kecup kecup manis yang kita lumat dalam dekap gigil rindu
tidakah kau ingat di masa itu
jemari kita tak pernah bisa melekang..?
Kini aku tak mungkin mengutuki waktu
yang menelan dirimu habis dikunyah airmata
hanya entah yang kini gemetar di udara
mengiringi gerimis tipis yang lalu menjelma menjadi deras hujan rindu.
Salam Gelandangan
BY.PUTRA LANGIT
Pesan Dari Langit
Hamparan langit hitam memekat
Awanpun mendung kelabu
Dimana langitku yang dulu biru
Dimana bungabunga awan
selembut butiran salju
Tanah merah tak lagi beraroma
Harum dan mewangi
Kini bagaikan bara api
membakar telapak kaki
Gunung seakan lelah merenung
Menghembuskan debudebu
membumbung tinggi
Langit tak bergeming jua
Merinai engan hujanpun tiada
Hanya sesekali deburan ombak
Memecah terik matahari
Menyengat didada bumi
Mengurai pesan dari langit
Agar bumi hijau alam lestari
Terbebas dari ulah tangantangan
berkawat besi
Wahai pencemar langit dan bumi
Oleh : Joe Johan
Awanpun mendung kelabu
Dimana langitku yang dulu biru
Dimana bungabunga awan
selembut butiran salju
Tanah merah tak lagi beraroma
Harum dan mewangi
Kini bagaikan bara api
membakar telapak kaki
Gunung seakan lelah merenung
Menghembuskan debudebu
membumbung tinggi
Langit tak bergeming jua
Merinai engan hujanpun tiada
Hanya sesekali deburan ombak
Memecah terik matahari
Menyengat didada bumi
Mengurai pesan dari langit
Agar bumi hijau alam lestari
Terbebas dari ulah tangantangan
berkawat besi
Wahai pencemar langit dan bumi
Oleh : Joe Johan
Balada Kota Tua
Deru debu sesakkan rongga dada
Pedati jepang meraung dipelupuk mata
Bising memecah anak telinga
Sejuta wajah berlomba ditengah gejolak kota
Berpacu meraih harta dan tahta
Kota tua menjanjikan nikmat belaka
Lautan mimpi para raja dan punggawa
Kedamaian dilumat angkara
Baku hantam disini dan disana
Tak peduli lawan mati siasia
Aku tercenung dibawah langit senja
Tergiang puput serunai anak gembala
Diatas hamparan ramahnya desa
Kumerindukan celoteh camar dipagi buta
Berkicau bersahutan bersuara jenaka
Diperpohonan berdaun rindang lembahnya
Terbang bebas melayang dibiru angkasa
Oleh : Joe Johan
Pedati jepang meraung dipelupuk mata
Bising memecah anak telinga
Sejuta wajah berlomba ditengah gejolak kota
Berpacu meraih harta dan tahta
Kota tua menjanjikan nikmat belaka
Lautan mimpi para raja dan punggawa
Kedamaian dilumat angkara
Baku hantam disini dan disana
Tak peduli lawan mati siasia
Aku tercenung dibawah langit senja
Tergiang puput serunai anak gembala
Diatas hamparan ramahnya desa
Kumerindukan celoteh camar dipagi buta
Berkicau bersahutan bersuara jenaka
Diperpohonan berdaun rindang lembahnya
Terbang bebas melayang dibiru angkasa
Oleh : Joe Johan
Selebritis Maya
Berpose ala selebritis barat
Sedikit mengumbar aurat
Bibir bergincu tebal seperti darah berkarat
Biar dibilang cantik dan sexy sangat
Terkadang sedikit angkuh
Terkesan sombong adanya
Bila berada diberanda
Gemerlapnya bertaraf dunia
Gelak canda terbahak bergema
Pamer bak selebritis dialam maya
Wahai anak cucu sang adam
Kita diranah berbudaya timur
Dan bukan berlagak kebaratbaratan
Seperti yang telah diwariskan
Leluhur nenek moyang kita
Oleh : Joe Johan
Sedikit mengumbar aurat
Bibir bergincu tebal seperti darah berkarat
Biar dibilang cantik dan sexy sangat
Terkadang sedikit angkuh
Terkesan sombong adanya
Bila berada diberanda
Gemerlapnya bertaraf dunia
Gelak canda terbahak bergema
Pamer bak selebritis dialam maya
Wahai anak cucu sang adam
Kita diranah berbudaya timur
Dan bukan berlagak kebaratbaratan
Seperti yang telah diwariskan
Leluhur nenek moyang kita
Oleh : Joe Johan
Di mabuk kepayang
rasaku semanis gula
seperti mangga muda diinginkan kala ngidam
asamnya hilang di mulut kepuasan
bibirku senyum menggila
menyungging lancip cubit pipiku genit
indah melengkung selayak sabit
duhai sayang...
khayalku meliuk semangat
ingat kamu membuat jantungku tersengat
aliran darahku tak lagi tersendat
serasa anganku terbang melayang
bahagiaku di awang-awang
dan aku mabuk kepayang
tunggu sesaat saja
kala senja meranum jingga
kan kubisik selarik kata mesra
yang mengeringkan lebamnya luka
aku jatuh cinta....
By : Angel shopia
seperti mangga muda diinginkan kala ngidam
asamnya hilang di mulut kepuasan
bibirku senyum menggila
menyungging lancip cubit pipiku genit
indah melengkung selayak sabit
duhai sayang...
khayalku meliuk semangat
ingat kamu membuat jantungku tersengat
aliran darahku tak lagi tersendat
serasa anganku terbang melayang
bahagiaku di awang-awang
dan aku mabuk kepayang
tunggu sesaat saja
kala senja meranum jingga
kan kubisik selarik kata mesra
yang mengeringkan lebamnya luka
aku jatuh cinta....
By : Angel shopia
Untukmu Kasih
Kasih...
Harus seberapa dalam
kan ku kuburkan wajahmu digelapnya jiwaku?
Seberapa jauhkah binar matamu
harus ku hempaskan bersama debu hati yang gersang?
Kutafikkan
dan slalu kan kucoba menafikkan sgala rasa yang kian menumpuk,
dan menyampah yang slalu menggerogoti sendi sendi tulangku yang menjadikanku lumpuh,
lemah tak berdaya.
Walau tertatih tatih ku lakukan
tetap akan aku lakukan
Seumur hidupku aku akan mencoba mengingatmu,
Dalam sisa umurku aku akan belajar untuk melupakanmu.
Slamat tinggal cinta.
Harus seberapa dalam
kan ku kuburkan wajahmu digelapnya jiwaku?
Seberapa jauhkah binar matamu
harus ku hempaskan bersama debu hati yang gersang?
Kutafikkan
dan slalu kan kucoba menafikkan sgala rasa yang kian menumpuk,
dan menyampah yang slalu menggerogoti sendi sendi tulangku yang menjadikanku lumpuh,
lemah tak berdaya.
Walau tertatih tatih ku lakukan
tetap akan aku lakukan
Seumur hidupku aku akan mencoba mengingatmu,
Dalam sisa umurku aku akan belajar untuk melupakanmu.
Slamat tinggal cinta.
Salam PGC
By: Asa Mawar Jingga
Tanpamu aku tetap bersinar
Lihatlah aku tanpamu !!!
Meski sempat tekulai dalam pilu
aku tetap mampu bangkit untuk teruskan langkahku
Lihatlah aku tanpa lembut sapamu !!!
Walau sempat merintih dalam sepi,
aku masih bisa senandungkan irama lagu kenangan bersamamu
Lihatlah aku yang kau tinggalkan !!!
Bagaikan kemunang digulita malam
aku sempat terhempas,
ketika engkau datang sekejap membawa cahaya terang lalu menghilang
Namun aku adalah kemunang yang terang !!
Tetap gigih berjuang untuk kembali terbang, tinggalkan jelaga yang kau ciptakan
Aku tanpamu...
Adalah malam tanpa cahaya rembulan, namun senyumku tetap bersinar meski hanya berpendar lentera taman
By; Tiña Cuañtix
Meski sempat tekulai dalam pilu
aku tetap mampu bangkit untuk teruskan langkahku
Lihatlah aku tanpa lembut sapamu !!!
Walau sempat merintih dalam sepi,
aku masih bisa senandungkan irama lagu kenangan bersamamu
Lihatlah aku yang kau tinggalkan !!!
Bagaikan kemunang digulita malam
aku sempat terhempas,
ketika engkau datang sekejap membawa cahaya terang lalu menghilang
Namun aku adalah kemunang yang terang !!
Tetap gigih berjuang untuk kembali terbang, tinggalkan jelaga yang kau ciptakan
Aku tanpamu...
Adalah malam tanpa cahaya rembulan, namun senyumku tetap bersinar meski hanya berpendar lentera taman
By; Tiña Cuañtix
Minggu, 02 September 2012
Untuk Tomy Suharto
Pernah kami titip negri ini pada seorang bernama Soekarno
pernah kami sangat dicintai oleh seorang yang bernama Hatta
pernah negri ini di didik seorang guru bernama Ki Hajar Dewantara
pernah juga bangsa ini dibelai kasih sayang sang bunda Kartini
pernah negara ini dikecup syair manis
Wilibrordus S Rendra
hingga negri ini melahirkan seorang pangeran bernama Tomy Soeharto
Negri ini terbeli oleh manjanya sang durjana...
membayar mahal kebejatan dari pesta pora sang bajingan
negri ini menjelma menjadi tempat lendir..ranjang..dan juga antrian keperawanan yang berbaris rapi tuk dihabisi
pangeran terkekeh riang di apit selir selir tanpa kutang
sementara di luar istana anak anak kecil
fasih memukul perut mereka yang kerempeng
mereka bilang bapak kami pengangguran tak ada pekerjaan baru saja di PHK
beruntung negri ini punya seorang bocah nakal bernama Virgiawan Listanto
lewat celoteh fals setajam belati
dia berbisik sumbang pada garuda
Terbanglah wahai garuda singkirkan kutu kutu disayapmu
untuk Tomy Soeharto negri ini milik kami bukan istana mainanmu !!
By: Putra Langit
pernah kami sangat dicintai oleh seorang yang bernama Hatta
pernah negri ini di didik seorang guru bernama Ki Hajar Dewantara
pernah juga bangsa ini dibelai kasih sayang sang bunda Kartini
pernah negara ini dikecup syair manis
Wilibrordus S Rendra
hingga negri ini melahirkan seorang pangeran bernama Tomy Soeharto
Negri ini terbeli oleh manjanya sang durjana...
membayar mahal kebejatan dari pesta pora sang bajingan
negri ini menjelma menjadi tempat lendir..ranjang..dan juga antrian keperawanan yang berbaris rapi tuk dihabisi
pangeran terkekeh riang di apit selir selir tanpa kutang
sementara di luar istana anak anak kecil
fasih memukul perut mereka yang kerempeng
mereka bilang bapak kami pengangguran tak ada pekerjaan baru saja di PHK
beruntung negri ini punya seorang bocah nakal bernama Virgiawan Listanto
lewat celoteh fals setajam belati
dia berbisik sumbang pada garuda
Terbanglah wahai garuda singkirkan kutu kutu disayapmu
untuk Tomy Soeharto negri ini milik kami bukan istana mainanmu !!
By: Putra Langit
Telah terpatri janji
Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
By: Steevent Alie Agoesty
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku
Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi
Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas
By: Steevent Alie Agoesty
Dan hatiku pun menangis By: Maria Frisda
Ketika itu kutitipkan sekeping cintaku,
berharap ia akan tumbuh subur
dan menjadikan duniaku indah dan damai
Tapi harap tak selalu nyata
semua berbeda sudah
hanya airmata yang berbuah
yang ada cuma belati yang tak henti menghujam di dada
pedih...
berapa lama lagi aku harus bersabar
hanya demi ketakutanku akan hidup,
padahal rasa ini telah pudar
cintaku bahkan tak lagi ku tau terselip dimana..
aku hanya melangkah tanpa rasa,
aku hanya tersenyum tanpa makna
dimana lagi kan kutemui sedikit saja cahya cinta
hanya dinding-dinding hati yang gelap yang tersisa
dan mimpi-mimpi semu
atas satu nama yg ku kenal dan kudamba,
buat yg tersayang cinta...
By: Maria Frisda
berharap ia akan tumbuh subur
dan menjadikan duniaku indah dan damai
Tapi harap tak selalu nyata
semua berbeda sudah
hanya airmata yang berbuah
yang ada cuma belati yang tak henti menghujam di dada
pedih...
berapa lama lagi aku harus bersabar
hanya demi ketakutanku akan hidup,
padahal rasa ini telah pudar
cintaku bahkan tak lagi ku tau terselip dimana..
aku hanya melangkah tanpa rasa,
aku hanya tersenyum tanpa makna
dimana lagi kan kutemui sedikit saja cahya cinta
hanya dinding-dinding hati yang gelap yang tersisa
dan mimpi-mimpi semu
atas satu nama yg ku kenal dan kudamba,
buat yg tersayang cinta...
By: Maria Frisda
Langganan:
Postingan (Atom)